Kamis, Januari 29, 2009

APA YANG BISA AKU LAKUKAN UNTUK NEGERIKU

Menghadapi carut-marutnya Indonesia, banyak teori-teori dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari teori-teori para petinggi sampai rakyat biasa. Dimana-mana rakyat menyalahkan pemerintah yang korup, keputusan-keputusan yang tidak membuat Indonesia lebih baik, serta ketidakmampuan pemerintah untuk melenyapkan segala kesulitan yang mereka alami. Ada juga pihak lain yang menyalahkan moral dan sikap warga negara Indonesia sendiri. Terakhir yang saya dengar ada yang menyalahkan gaya hidup orang Indonesia yang tidak disiplin termasuk para penjaga keamanan dan yang membuat peraturan. Mungkin saja anda sudah mendengar teori yang lain. Jika dengan menyalahkan orang lain seperti itu Indonesia bisa bangkit tentu seharusnya Indonesia sudah tidak terpuruk begini.

Saya sering sekali mendengar obrolan semacam ini di kalangan politikus warung kopi. Pemerintah korup dan tidak peduli rakyat selalu jadi bahan diskusi yang tak ada habis-habisnya. Apalagi tentang praktek-praktek KKN di sekitar kami, tentang sogokan jadi PNS atau hubungan saudara yang sangat menguntungkan. Ada juga topik lain yang sempat jadi headline news, yaitu tentang kebudayaan Indonesia yang banyak dipatenkan pihak asing. Obrolan mereka sudah nyaris menyamai omongan para pengamat budaya.

Beberapa waktu setelah itu saya melihat mereka lagi di sebuah distro. Dengan langkah super pede mereka memamerkan baju bermerk import. Bagus dan mahal memang, cukup untuk mendongkrak prestise di kalangan orang Indonesia yang memuja merk luar negeri. Tanpa mereka sadar bahwa produksi dalam negeri digerogoti dan dijajah akibat ulah mereka sendiri.

Di lingkungan yang lebih luas keadaannya tak jauh beda. Demo para mahasiswa dalam rangka menentang pihak-pihak yang sudah mencuri kebudayaan Indonesia patut diancungi jempol. Keberanian mereka pastilah sudah menyentuh orang-orang berwenang. Di sisi lain, banyak dari kita mungkin sudah tidak tertarik lagi dengan kesenian daerah. Kita lebih sering mengundang seksi dancer ketimbang tarian daerah sendiri. Belum lagi lidah orang Indonesia yang sekarang semakin menyamai lidah bule. Kebanyakan lebih doyan menyantap Pizza, Humburger, Spaghetti, dan sejenisnya. Makanan semacam gudeg, rendang, semur, dan lainnya mungkin sudah ketinggalan jaman. Jadi seandainya kita tidak peduli pada kekayaan kita sendiri lalu ada yang memungutnya apakah si pemungut harus salah seratus persen? Seharunya kita sadar.

Sesungguhnya kita bisa menjaga Indonesia dengan sederhana. Dengan belajar mencintai Indonesia dan belajar lebih menghargai produk Indonesia akan sangat bermakna. Apalagi jika kita belajar untuk tidak saling menyalahkan namun selalu berusaha memperbaiki diri sendiri. Sedikit perbuatan sesungguhnya jauh lebih berharga dari segudang omongan. Mungkin kalimat ”Apa yang bisa Aku lakukan untuk negeriku” akan lebih terasa manfaatnya dibandingkan kalimat ”Mereka harus bisa melakukan sesuatu untuk negeri ini.”

1 komentar:

  1. Salam kenal, ikutan lomba blog "aku Untuk Negeriku" juga ya....ayo kunjungi blogku juga ya....ebening.multiply.com.

    semoga ini menjadi langkah awal yang baik untuk kita mempererat persatuan dan kesatuan bangsa melalui dunia maya...:).

    BalasHapus