Kamis, Januari 29, 2009

APA YANG BISA AKU LAKUKAN UNTUK NEGERIKU

Menghadapi carut-marutnya Indonesia, banyak teori-teori dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari teori-teori para petinggi sampai rakyat biasa. Dimana-mana rakyat menyalahkan pemerintah yang korup, keputusan-keputusan yang tidak membuat Indonesia lebih baik, serta ketidakmampuan pemerintah untuk melenyapkan segala kesulitan yang mereka alami. Ada juga pihak lain yang menyalahkan moral dan sikap warga negara Indonesia sendiri. Terakhir yang saya dengar ada yang menyalahkan gaya hidup orang Indonesia yang tidak disiplin termasuk para penjaga keamanan dan yang membuat peraturan. Mungkin saja anda sudah mendengar teori yang lain. Jika dengan menyalahkan orang lain seperti itu Indonesia bisa bangkit tentu seharusnya Indonesia sudah tidak terpuruk begini.

Saya sering sekali mendengar obrolan semacam ini di kalangan politikus warung kopi. Pemerintah korup dan tidak peduli rakyat selalu jadi bahan diskusi yang tak ada habis-habisnya. Apalagi tentang praktek-praktek KKN di sekitar kami, tentang sogokan jadi PNS atau hubungan saudara yang sangat menguntungkan. Ada juga topik lain yang sempat jadi headline news, yaitu tentang kebudayaan Indonesia yang banyak dipatenkan pihak asing. Obrolan mereka sudah nyaris menyamai omongan para pengamat budaya.

Beberapa waktu setelah itu saya melihat mereka lagi di sebuah distro. Dengan langkah super pede mereka memamerkan baju bermerk import. Bagus dan mahal memang, cukup untuk mendongkrak prestise di kalangan orang Indonesia yang memuja merk luar negeri. Tanpa mereka sadar bahwa produksi dalam negeri digerogoti dan dijajah akibat ulah mereka sendiri.

Di lingkungan yang lebih luas keadaannya tak jauh beda. Demo para mahasiswa dalam rangka menentang pihak-pihak yang sudah mencuri kebudayaan Indonesia patut diancungi jempol. Keberanian mereka pastilah sudah menyentuh orang-orang berwenang. Di sisi lain, banyak dari kita mungkin sudah tidak tertarik lagi dengan kesenian daerah. Kita lebih sering mengundang seksi dancer ketimbang tarian daerah sendiri. Belum lagi lidah orang Indonesia yang sekarang semakin menyamai lidah bule. Kebanyakan lebih doyan menyantap Pizza, Humburger, Spaghetti, dan sejenisnya. Makanan semacam gudeg, rendang, semur, dan lainnya mungkin sudah ketinggalan jaman. Jadi seandainya kita tidak peduli pada kekayaan kita sendiri lalu ada yang memungutnya apakah si pemungut harus salah seratus persen? Seharunya kita sadar.

Sesungguhnya kita bisa menjaga Indonesia dengan sederhana. Dengan belajar mencintai Indonesia dan belajar lebih menghargai produk Indonesia akan sangat bermakna. Apalagi jika kita belajar untuk tidak saling menyalahkan namun selalu berusaha memperbaiki diri sendiri. Sedikit perbuatan sesungguhnya jauh lebih berharga dari segudang omongan. Mungkin kalimat ”Apa yang bisa Aku lakukan untuk negeriku” akan lebih terasa manfaatnya dibandingkan kalimat ”Mereka harus bisa melakukan sesuatu untuk negeri ini.”

Rabu, Januari 21, 2009

MILIK INDONESIA


Sebulan yang lalu aku dikejutkan oleh kekesalan sepupuku, "Tik, tau ngga, jepit rambut bunga jepun (kamboja) yang di Sukawati itu dijual di Singapura dan dibilang produk dari Hawai! Aku bilang jepit rambut itu dari Bali. Tapi ga da yang percaya. Dasar negara-negara tukang contek!" Tak elak kata-kata itu bikin aku panas. Batik, Reog Ponorogo, Perak Bali, dan mungkin jepit rambut bunga jepun itu menunggu diakui negara lain. Apa lagi yang mau dirampok dari negara yang hampir bangkrut ini?

Beberapa tahun terakhir Indonesia semakin banyak menghadapi masalah. Mulai dari bencana alam yang silih berganti, sampai kekacauan ekonomi yang semakin kusut saja. Dari luar Indonesia menghadapi masalah-masalah penyiksaan TKI. Satu masalah lagi yang datang dari luar negeri yakni pernyataan Negara lain yang mengakui kebudayaan Indonesia sebagai hak miliknya.

Tahun-tahun kemarin banyak kebudayaan Indonesia yang berusaha dipatenkan negara lain, sebut saja Batik, Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange,dan 800 motif Perak Bali.

Sebulan yang lalu aku kembali dikejutkan oleh sepupu yang baru pulang dari Singapura. Sebelum datang dari negeri seberang, saudaraku ini adalah orang yang benar-benar kecewa pada Indonesia. Dia juga sangat bangga sempat keluar dari negara yang memuakkan ini dan berhasil menginjakkan kaki di negeri orang. Tapi kali ini dia bicara dengan serius, “Tik, sebenarnya Indonesia itu negeri yang kaya dan orang-orangnya kreatif.”

“Maksudnya?” tanyaku setengah heran. Kejeduk apa orang ini di Singapura, jangan-jangan dia sempat kecelakaan di situ makanya fungsi otaknya jadi tidak normal.

“Eh tahu ngga, jepit rambut bunga jepun (kamboja) yang di Sukawati itu dijual di Singapura dan dibilang produk dari Hawai! Aku bilang jepit rambut itu dari Bali. Tapi ga da yang percaya. Dasar negara-negara tukang contek!" tak elak, aku kesal dibuatnya.

Namun apa yang bisa aku balas, aku terdiam, cuma memperhatikan.

“Mereka itu ngga punya apa-apa. Air aja mesti beli. Beda sama orang-orang kita, bisa bikin macem-macem. Sampah laut aja bisa dijadiin barang seni. Indonesia itu kaya. Makanya banyak negara yang pengen mencuri apa-apa yang kita punya.” Katanya berpidato dan sangat ekspresif. Mirip pengamat budaya.

Aku masih tidak membalas. Jauh di lubuk hati sebenarnya aku bukan cuma kesal pada negara-negara yang berusaha merampok apa yang Indonesia punya. Aku lebih kecewa pada Indonesia sendiri. Hanya sedikit orang yang benar-benar peduli pada kekayaan budaya Indonesia. Bagian yang lebih banyak adalah orang-orang yang benar-benar tidak peduli, acuh tak acuh, bahkan cenderung merusak. Mereka bahkan sengaja mengotori , mencorat-coret dan berlaku tidak senonoh pada peninggalan sejarah Indonesia. Sisanya, golongan ketiga adalah orang-orang yang kurang peduli pada kekayaan Indonesia tapi baru berkoar-koar setelah ada yang merebutnya. Ironis.

Aku mungkin berada di golongan ketiga. Aku kurang care dengan yang namanya budaya dan tetek bengeknya. Tapi kekesalanku langsung memuncak begitu mendengar orang lain mengakui itu budaya bangsanya. Kalau terus-terusan bersikap begini, kita bakal selalu selangkah di belakang para pencuri ide. Apa ada yang merasa senasib?

Kalau ada, marilah kita sama-sama menebus dosa. Tapi kalau ada yang tidak merasa berdosa, bantulah kami menebus dosa. Budaya Indonesia milik kita bersama. Keunikan itu juga yang membuat negara lain kagum pada negara kita.

Jepit rambut itu salah satu yang aku harapkan tetap menjadi milik Indonesia. Dengan observasi singkat, aku menemukan salah satu pengrajinnya di daerah Kuta, Bali. Mungkin sebenarnya masih banyak pengrajin lain yang membuatnya, bisa kita lihat dari ragam bentuk, motif dan bahan yang digunakan.

Adakah yang mau menambahkan kerajinan lain milik Indonesia? Ayo bantu Indonesia!

Jumat, Januari 16, 2009

KEPUTUSANKU (lanjutan)


Terkadang kita dihadapkan pada pilihan
Kata orang, pilihlah dengan hati nurani
Kataku, pilihlah dengan hati dan pikiranmu.


Dengan disanderanya semua karya ciptaku yang berharga (seenggaknya untukku) aku terpaksa memeras otak untuk mendapatkannya kembali. Bermacam-macam tak-tik bermunculan di kepalaku, mulai dari mengacak-acak kamar ibuku untuk membebaskan mereka, memelas-melas agar ibu mengembalikannya, sampai menghasut adikku untuk mencari tahu dimana benda itu disimpan. Tapi apa dayaku, semuanya gagal. Keputusan ibuku seperti karang yang tak dapat diruntuhkan.

Sudah dua hari berlalu dan aku tidak mendapatkan tanda-tanda apa yang aku cari. Aku tiduran di kamar sambil memandang langit-langit berwarna putih. Sejak kehilangan mereka semua aku juga kehilangan mood untuk menulis, apalagi belajar. Aku memutar badan menghadap tembok sambil meraih bantal untuk dipeluk. Saat itulah ada seseorang membuka kamar tidurku. Aku tidak melirik, pura-pura tidur.

"An, ayah tahu kamu sedang tidak tidur." kata seseorang lembut. Aku berbalik. Ayah duduk di sampingku.

"Kenapa yah?"

"Kamu lagi berantem apa sama ibumu? Kelihatannya akhir-akhir ini tampang Ibumu kusut terus."

"hah... males yah." kataku sambil menghadap tembok lagi. "Ibu ngga suka aku nulis. Kemarin ulangan fisikaku dapet empat. Itu dijadiin alasan buat ngambil semua cerpenku. Kesel!"

"Sudahlah..." kata ayah sambil membelai rambutku. "Ibu cuma pengen kamu rajin belajar. Itu aja kok."

"Tapi jangan gitu caranya dong. Setiap orang punya hak azasi buat melakukan apa yang disukai. Anita suka nulis. Lagian temen-temen di sekolah banyak yang suka cerpenku kog Yah. Apa salahnya?"

"Tapi nilaimu terganggu karena itu." jawabnya. Aku menoleh. Ayah berhenti membelai rambutku. "Ibumu itu dulu susah payah biar bisa masuk sekolah. Dia membiayai sendiri sekolahnya, nyari beasiswa sekaligus kerja sambilan. Sekolah itu kesempatanmu saat ini dan kamu cuma bisa belajar sekarang. Makanya ibumu sangat kesal kalau kau tidak serius dengan sekolahmu."

"AKU SERIUS!!" sahutku.

"Tapi sikapmu itu sikap orang yang tidak serius. Setiap hari melamun dan menulis saja, lupa dengan pelajaranmu di sekolah. Ibumu kecewa sekali."

Aku diam, tak punya pembelaan.

"Kau harus belajar mana yang penting dan mana yang bukan. Jangan sia-siakan usaha kami, terutama ibumu. Hentikan dulu kegiatan-kegiatan yang tidak perlu. Perbaiki nilaimu dulu."

Aku masih diam

"Pikirkanlah itu. Sekolahmu itu masa depanmu."

Ayah beranjak, meninggalkan kamar. Sedang aku masih terdiam, memikirkan sesuatu.
***

Aku mulai rajin belajar lagi. Aku tidak menggerutu ataupun mengeluhkan apapun lagi. Termasuk soal cerpenku yang disita. Setiap pagi kerjaku cuma bangun tidur, mandi, belajar sebentar, bersiap ke sekolah, masuk sekolah, pulang, makan, les, bikin PR, belajar, tidur. Semua orang rumah heran, aku juga.

Mataku mulai mengantuk. Suara ribut televisi sudah tidak terdengar. Kulirik jam weker di meja, jam sepuluh malam. Pantas saja. Buku-buku di meja langsung kurapikan.

Derit pintu memecah kesunyian kamar. Aku menoleh kaget. Ternyata ibu.

"Belom tidur." tanyanya

"Baru mau tidur. Kenapa? Tumben-tumbenan ibu inget aku."

"Emangnya ibu ngga boleh nanyain anaknya?" ucapnya tersinggung. Dia meletakkan setumpuk kertas di atas mejaku.

Aku kaget. Coretan-coretan dalam kertas itu amat kukenal.

"Ibu lihat kau sudah rajin belajar sekarang. jadi ibu kembalikan. Awas aja kalau melamun seperti kemarin lagi." katanya angkuh. Ibu berbalik dan pergi.

Aku tidak tahu bagaimana mengutarakan yang aku rasakan sekarang. Aku ambil semua kertas itu. Aku rindu coretan-coretan jelek tanganku itu. Coretan-coretan mirip ceker ayam itu aku pandangi sesaat. Di waktu lain aku segera membuka lemari dan mencari-cari kotak yang aku sembunyikan tepat di sudut. Di sana aku simpan semua coretan baru setelah yang lama menghilang. Dan kini mereka berteriak-teriak melihat seniornya kembali.

Mungkin ibu ingin aku jadi anak jenius akademik, namun aku tidak akan bisa melupakan kecintaanku menulis. Rasa bahagia ketika menuliskan kata demi kata meresap begitu dalam. Dan tidak akan kutinggalkan.

Rabu, Januari 14, 2009

KEPUTUSANKU


Sebenarnya tidak ada yang berhak mengatur hidup kita, siapapun itu.
Sebenarnya tidak ada yang pantas disalahkan atas kegagalan kita selain diri sendiri.
Semua yang kita jalani adalah pilihan kita sendiri, sekalipun diarahkan orang lain



Aku tidak pernah mengerti kenapa banyak orang yang ingin mengatur hidupku. Ingin aku beginilah, begitulah, ga boleh beginilah, ga boleh begitulah. Tapi kasihan mereka, pribadi sebagai orang koleris membuatku terlalu keras kepala. Tak ada satu katapun yang bisa menaklukkanku.

"Untuk apa menulis cerita tidak berguna seperti ini!!!" kata seorang wanita. Aku hanya diam, masih asyik dengan pekerjaanku. Wajah wanita itu berubah kecut.

"An, kalau kerjaanmu cuma bikin cerita-cerita itu saja, kapan belajarnya?" keluhnya lagi.

"Mama cerewet banget sih. Suka-suka aku dong. Tenang aja, nilai Anita ngga bakalan jelek kog. Mama liat aja nanti." sahutku.
***

Sayang sekali ucapanku kemarin tidak terbukti. Ada angka empat besar untuk ulangan fisikaku. Aku menarik nafas kecewa yang sangat dalam. Bagaimana ini, aku ngga kebayang dapat hasil yang terlalu memuaskan seperti ini.

Sesampainya di rumah aku hanya diam. Aib nilai empat ini aku sembunyikan rapat-rapat agar tidak ada yang melihatnya. setelah semuanya beres aku bisa tersenyum lagi. oh indahnya dunia... Dengan perasaan seratus persen aman aku tinggalkan benda itu di tempat persembunyiannya sendirian.

Lalu Aku bermain dengan tenang, bersepeda dengan santai, bergurau dengan antusias. Karena luasnya kebun di belakang rumah, aku bisa melakukan apa saja seleluasa mungkin. Kalau sudah sampai di sini kicauan burung dan sejuknya rumput membuatku lupa segalanya.

Tapi itu tidak berlangsung lama. Dalam selang waktu yang tidak aku sadari tiba-tiba ibu tergopoh-gopoh ke arahku. Wajahnya cemberut, agak memerah. Matanya tajam, seperti mau memanah. Aku masih santai mengayuh sepeda, berputar-putar di sekeliling pohon pinus. Adikku yang sejak tadi bersamaku entah kenapa tiba-tiba menghilang. Tapi itu tidak menyurutkan keinginanku untuk tetap berputar-putar selayaknya sepeda putar. Aku baru berhenti ketika ibu berdiri di hadapanku sambil mengibarkan hasil ulanganku yang bertuliskan angka empat besar.

"Ibu sudah bilang, beginilah akibatnya kalau kamu kebanyakan menghayal dan nulis cerpen. Kamu pikir itu semua bagus. Kamu harus jadi orang dulu, BELAJAR YANG RAJIN!" bentaknya. Wajah ibu semerah kepiting rebus, matanya menatap garang tepat ke dalam kedua pupil mataku. Aku hanya diam. Malas mendengarkan.

"JANGAN DIAM AJA."

"Iya,,, maaf bu, Anita akan berusaha lagi." kataku memelas. Dalam hati," Sialan, darimana dia tahu tempat aku menyembunyikannya.

"Maaf Maaf!!! Sejak kamu sering menghayal dan nulis aneh-aneh kamu ngga pernah konsentrasi belajar. Kerjamu ibu lihat cuma bikin cerita-cerita ngga berguna. Sekarang begini hasilnya. Apa ini! Belum pernah kamu dapat nilai separah ini!" omel ibi sambil menunjuk-nunjuk kertas ulanganku.

Aku hanya diam, pura-pura mendengarkan.

"Pokoknya kau harus perbaiki ini! Kalau engga, ibu bakar semua cerita-cerita ngga bergunamu itu!"

Kali ini aku kaget. Ini ancaman besar!

"Ibu sudah ambil semua ceritamu, kalau minggu depan kamu ngga berubah, akan ibu bakar semuanya!"

"Iya bu. Anita menyesal.." sahutku segera. Gimana engga, dia menyandera semua hartaku yang berharga.

"Ingat, ibu mau lihat hasil ulanganmu minggu depan!" ancamnya. Dia langsung pergi, meninggalkanku sendirian dengan perasaan hancur. Karya-karyaku yang berharga, sungguh kasihan mereka. (bersambung)

Selasa, Januari 13, 2009

BAHASA INDONESIA VS MALAYSIA

INDONESIA: rumah sakit bersalin
MALAYSIA: hospital korban lelaki

Bersyukurlah, kita berbahasa Indonesia

INDONESIA : Kementerian Hukum dan HAM
MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh

INDONESIA : Kementerian Agama
MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa

INDONESIA : Angkatan Darat
MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi

INDONESIA : Angkatan Laut
MALAYSIA : Angkatan Basah Kuyup

INDONESIA : Angkatan Udara
MALAYSIA : Laskar Angin-Angin

INDONESIA : Pasukan bubar jalan !!!
MALAYSIA : Pasukan cerai berai !!!

INDONESIA : Merayap
MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi

INDONESIA : Purnawirawan militer
MALAYSIA : Pasukan tak berguna

update 30-05-08

INDONESIA:rumah sakit bersalin
MALAYSIA: hospital korban lelaki

INDONESIA : menteri kehutanan
MALAYSIA:menteri semak belukar

INDONESIA : telepon selular
MALAYSIA: talipon bimbit

INDONESIA: toilet
MALAYSIA:bilik termenung

INDONESIA : Pasukan terjung payung
MALAYSIA : Aska begayut

INDONESIA: ES Campur
MALAYSIA: ABC(Air Batu Campur)

INDONESIA : belok kiri, belok kanan
MALINGSIA : pusing kiri, pusing kanan

INDONESIA : buldozer
MALINGSIA : setrika bumi

INDONESIA : penghapus
MALINGSIA : pemadam

INDONESIA : Departemen Pertanian
MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam

INDONESIA : sendok
MALAYSIA : centong

INDONESIA : centong
MALAYSIA : sendok

INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh
MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah

INDONESIA: gratis ngobrol 30menit
MALINGSIA: percuma berbual 30minit

INDONESIA: tidak bisa
MALINGSIA: tak boleh

INDONESIA: ok lah, gw mo tidur dulu
MALINGSIA: k larr, aku nak tido

INDONESIA: WC
MALINGSIA: tandas

INDONESIA : Biji P*l*r
MALAYSIA : Buah manggut2 geleng2

INDONESIA :Nyep*nk
MALAYSIA : Teguk kelamin

INDONESIA : anak kecil
MALAYSIA : budak cilik

INDONESIA: Satpam
MALAYSIA: Penunggu Maling

INDONESIA : Mil/per-jam (MPH)
MALAYSIA : Batu-sejam (Bsj) Ni bangsa masih jaman Batu ternyata...

INDONESIA : Polisi
MALAYSIA : Pak Rela (bukannya polis bro)

INDONESIA: Aduk
MALAYSIA : Kacau

INDONESIA : PANTAT
MALAYSIA : M*M*K/V*G**A

INDONESIA: Di aduk hingga merata
MALAYSIA : kacaukan tuk datar

INDONESIA: anak kecil lagi kejar-kejaran
MALAYSIA : tak boleh kau memburu dia

INDONESIA : 7 putaran
MALAYSIA : 7 pusingan

INDONESIA : Imut-imut
MALAYSIA : Comel benar

INDONESIA : pejabat negara
MALAYSIA : kaki tangan negara

INDONESIA :bertengkar
MALAYSIA:bertumbuk

INDONESIA : pemerkosaan
MALAYSIA : perogolan

INDONESIA : Pencopet
MALAYSIA : Penyeluk Saku

INDONESIA: joystick
MALAYSIA: batang senang

INDONESIA : Tidur siang
MALAYSIA: Petang telentang

INDONESIA : ONA*N*
MALAYSIA : Tarik - Dorong Kelamin

INDONESIA: cuci mobil
MALAYSIA: cuci kereta

INDONESIA: lemari es
MALAYSIA: petidingin

INDONESIA : Air Hangat
MALINGSIA : Air Suam

INDONESIA : Ikan Teri
MALINGSIA : Ikan Bilis

INDONESIA : Terasi
MALINGSIA : Belacan

INDONESIA : Tahun Lalu
MALINGSIA : Tahun Lepas

INDONESIA : Pengacara
MALAYSIA : Penguam

INDONESIA : Sepatu
MALAYSIA : Kasut

INDONESIA : Ban
MALAYSIA : Tayar (diambil dari cara baca tulisan Tyre dalam english)

INDONESIA : remote
MALAYSIA : kawalan jauh

INDONESIA : kulkas
MALAYSIA : peti sejuk

INDONESIA : chatting
MALAYSIA :bilik berbual

INDONESIA : selang air
MALAYSIA :karet

INDONESIA : rusak
MALAYSIA :tak sihat

INDONESIA : rusak
MALAYSIA :bomba

INDONESIA : sabuk pengaman di pesawat
MALAYSIA :tali keledar

INDONESIA : keliling kota
MALAYSIA : pusing pusing ke bandar

INDONESIA: aqua= air mineral
MALAYSIA: aqua= perek (beneran gak ya)

INDONESIA : Tank
MALAYSIA : Kereta kebal

INDONESIA : Jalan-jalan
MALAYSIA : Makan angin

INDONESIA : Helm
MALAYSIA : Topi Keledar

INDONESIA : Kedatangan
MALAYSIA : ketibaan

INDONESIA : bersenang-senang
MALAYSIA : berseronok

INDONESIA : Penjudi
MALAYSIA : Kaki Judi

INDONESIA : Pemabuk
MALAYSIA : Kaki Botol

INDONESIA : bioskop
MALAYSIA : panggung wayang

INDONESIA :rumah sakit jiwa
MALAYSIA :gubuk gila

INDONESIA : dokter ahli jiwa
MALAYSIA : DoKter gila

INDONESIA : narkoba
MALAYSIA : dadah

INDONESIA : Pintu darurat
MALAYSIA : Pintu kecemasan

INDONESIA : Hantu Pocong
MALAYSIA : hantu Bungkus

Thank you for your kind attention and cooperation.

by: Oki Satya Bakti

KUIS BUAT CEK SIFAT ASLI KITA

Mau tau sifat asli kita? Cobain deh kuis yang satu ini. Kuisnya agak sedikit butuh Kerajinan, ambil bolpen catet nama binatangnya dan no.urut untuk hasil terakhir. Kayaknya hasilnya nggak jauh banget dech dari sifat kita... Selamat mencoba .

1. Bentar lagi mau kiamat nih. Kalo kamu bisa nyelametin satu jenis binatang, binatang manakah yang beruntung?
a. Kelinci
b. Domba
c. Rusa
d. Kuda

2. Kamu lagi maen ke Afrika, eh trus dipaksa bawa binatang pulang buat souvenir. Kamu akan pilih?
a. Monyet
b. Singa
c. Ular
d. Jerapah

3. Ceritanya kamu dikutuk sama Tuhan jadi binatang. Kamu milih Jadi apa?
a. Anjing
b. Kucing
c. Kuda
d. Ular

4. Jika kamu diberi kekuatan untuk memusnahkan suatu spesies, spesies mana yang akan jadi korban?
a. Singa
b. Ular
c. Buaya
d. Hiu

5. Suatu hari, kamu nemu binatang yang bisa bicara. Kamu berharap binatang itu adalah?
a. Domba
b.. Kuda
c. Kelinci
d. Burung

6. Kalo kamu ada di pulau terpencil dan cuman bisa punya 1 teman, pilih yg mana?
a. Manusia juga
b. Babi
c. Sapi
d. Burung

7. Andaikan kamu bisa bikin binatang buas jadi jinak, kamu akan pelihara?
a. Dinosaurus
b. Harimau putih
c. Beruang kutub
d. Leopard

8. Kalo kamu bisa jadi binatang selama 5 menit, mau jadi yang mana?
a. Singa
b. Kucing
c. Kuda
d. Merpati





JAWABANNYA :
1. Pada dasarnya kamu tertarik dengan orang yang...
a. KELINCI - orang yang susah ditebak, contoh: keliatannya cuek banget padahal aslinya super perhatian
b. DOMBA - patuh..dan ramah... (bulunya putih ya?? hehehheh)
c. RUSA - elegan dan sopan
d. KUDA - mereka yang tidak terkekang dan bebas

2. Dalam masa pendekatan, cara pendekatan yang paling bisa bikin Kamu jatuh hati...
a. MONYET - kreatif, ngga pernah bikin ! kamu bosen
b. SINGA - to the point, langsung nyatain tanpa spik yang bebelit
c. ULAR - ulur... tarik... ulur lagi... tarik lagi..., layangaaaan kali
d. JERAPAH - sabar... tapi never give up.

3. Kesan yang pengen kamu kasih liat ke pacar kamu, bahwa kamu adalah orang yang...
a. ANJING - setia dan bisa dipercaya
b. KUCING - gaya
c.. KUDA - optimis
d. ULAR - fleksibel

4. Situasi yang paling kamu benci, yang bisa jadi masalah dalam hubungan kamu...
a. SINGA - kesombongan pacar kamu dan sikapnya yang sok diktator
b. ULAR - emosional, moodmood-an, sehingga kamu ngga tau lagi musti gimana buat nyenengin dia
c. BUAYA - sadis (jangan diartikan secara fisik yah), berhati dingin, trus suka ngejek
d. HIU - insecure (apa yah bahasa indonya yang pas, ketidakamanan? ketidakstabilan? ketidakpastian? )

5. Hubungan yang pengen kamu jalanin dengan pacar kamu...
a. DOMBA - walaupun ngga ngomong tapi kalian saling tau isi hati masing2, dengan kata lain kalian tuh
communicate by hearts
b. KUDA - saling terbuka, kebebasan mengungkapkan pendapat, ngga ada rahasia-rahasiaan
c. KELINCI - hubungan yang bisa bikin kamu selalu merasa nyaman dan saling mencintai
d. BURUNG - hubungan jangka panjang

6. Tentang perzinahan.. .
a. MANUSIA - kamu perduli dengan lingkungan dan moral, jadi kamu nggak akan macem-macem kalo nanti udah nikah (amieenn).
b. BABI - walaaahhh!! Kamu nggak bisa nahan godaan nih...
c. SAPI - sebisa mungkin sih kamu berusaha untuk tidak melakukannya
d. BURUNG - tidak stabil. Sebenernya kamu bukan orang yang cocok menikah dan membuat sebuah komitmen.

7. Pernikahan buat kamu ...
a. DINOSAURUS - sedikit pesimis, kamu ngerasa sekarang ini udah ngga ada tuh yang namanya happy marriage.
b. HARIMAU PUTIH - buat kamu pernikahan adalah sesuatu yang berharga dan setelah kamu m! arried kamu
bakalan ngejaga banget
c. BERUANG KUTUB - kamu takut akan pernikahan
d. LEOPARD - kamu pengen banget nikah, tapi sebenernya kamu juga nggayakin betul apa sih pernikahan itu?

8. Saat ini, kamu menganggap cinta adalah...
a. SINGA - kamu selalu haus akan cinta. Tapi bukan berarti mudah jatuh cinta, tapi selalu ingin dicintai.
b. KUCING - kamu sedikit egois. Kamu melihat cinta sebagai sesuatu yang mudah didapat dan dibuang
kapanpun kamu mau.
c. KUDA - kamu engga mau dikekang oleh hubungan yang terlalu serius. Kamu masih pengen juga "gebet sana gebet sini"
d. MERPATI - cinta buat kamu adalah sebuah komitmen yang dilakukan oleh kedua pihak.

"7% [TUJUH PERSEN]"

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu".

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.
Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA"

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?"

Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik"

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri "

Diperkirakan bahwa 93% penerima tidak akan mem forward cerita ini . Bila anda termasuk sisa 7% yang akan mem forward nya, lakukanlah dengan memberi judul 7% pada title nya.

Saya termasuk yang 7% tadi, ingatlah saya akan selalu ada untuk berbagi sendok dengan anda!

Jumat, Januari 09, 2009

KISAH CINTA DARI CINA

Kalo ngga sempet baca di sini bisa download filenya dan baca di rumah.
Download Kisah Cinta Dari Cina

Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari China dan langsung menyentuh seisi dunia. Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.

Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya. 50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin .....
Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak....

Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua.....Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.

Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka.

Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan is berulang-kali bertanya,"Apakah kau menyesal?" Liu selalu menjawab, "Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik".

Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.

Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.

Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, "Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.

Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.

"Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai akan meninggal, sekarang kau telah mendahuluikun, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?"

Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.

Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di China, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly.

Pemerintah telah memutuskan untuk melestarikan "anak tangga cinta" itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.

DUA ORANG BAIK KENAPA TIDAK BAHAGIA?

Dua orang yang baik, tapi, mengapa perkawinan tidak
berakhir bahagia. Apa yang salah? Apa ini yang anda alami?
Ada bacaan santai...semoga bermanfaat.
Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil,
saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan
keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur
yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik,
pagi hari hanya bisa makan bubur.

Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk
anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa
pertumbuhan, perlu makan nasi, dengan begitu baru
tidak akan lapar seharian di sekolah.

Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat
panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan
cermin, tidak ada noda sedikikt pun.

Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai,
mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak
lebih bersih dibanding sisi tempat tidur orang lain,
tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki
telanjang.

Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin.

Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang
baik.

Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja
ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan,
tidak memahaminya.

Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung
jawab.

Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius
dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat
waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwal
sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat
anak-anak, ia adalah seorang ayah yang penuh tanggung
jawab, mendorong anak-anak untuk berpretasi dalam
pelajaran.

Ia suka main catur, suka larut dalam dunia buku-buku
kuno.

Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata
anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami,
melindungi kami dan mendidik kami.

Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang
pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya,
kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara
diam diam di sudut halaman.

Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan
aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam
perkawinan.

Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar
ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu,
sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka
layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik.

Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia,
kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan,
sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku
bertanya pada diriku sendiri : Dua orang yang baik
mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?

Pengorbanan yang dianggap benar.

Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia
perkawinan, dan secara perlahan -lahan saya pun
mengetahui akan jawaban ini.

Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu,
berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan
membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha
memelihara perkawinan sendiri.

Anehnya, saya tidak merasa bahagia ; dan suamiku
sendiri, sepertinya juga tidak bahagia.

Saya merenung, mungkin lantai kurang bersih, masakan
tidak enak, lalu, dengan giat saya membersihkan lantai
lagi, dan memasak dengan sepenuh hati.

Namun, rasanya, kami berdua tetap saja tidak bahagia.
.

Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk
membersihkan lantai, suami saya berkata : istriku,
temani aku sejenak mendengar alunan musik!

Dengan mimik tidak senang saya berkata : apa tidak
melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum di
pel ?

Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung,
kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam
perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata
begitu sama ayah.

Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah
dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan
dalam perkawinan mereka.

Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya.

Apa Yang kamu inginkan ?

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang
suamiku, dan teringat akan ayah saya.

Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan
dalam perkawinannya,

Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada
menemaninya.

Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah
cara ibu dalam mempertahankan perkawinan, ia memberi
ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang
menemaninya, sibuk mengurus rumah, ia berusaha
mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah
mengerjakan urusan rumah tangga.

Dan aku, aku juga menggunakan caraku berusaha
mencintai suamiku.

cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya
sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita,
dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan
perkawinan yang bahagia.

Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan
(pilihan) yang sama.

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di
sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari
kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai
seperti menatapi nasib ibu.

Saya bertanya pada suamiku : apa yang kau butuhkan ?

Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar musik,
rumah kotor sedikit tidak apa-apa-lah, nanti saya
carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa
menemaniku! ujar suamiku.

Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang
memasak untukmu, ada yang mencuci pakianmu..dan saya
mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang
dibutuhkannya.

Semua itu tidak penting-lah! ujar suamiku. Yang paling
kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku.

Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan,
hasilnya benar-benar membuat saya terkejut.

Kami meneruskan menikamti kebutuhan masing-masing, dan
baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak
melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara
masing-masing bagaimana mencintai, namun, bukannya
cara pihak kedua.

Jalan kebahagiaan

Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan
suami, dan meletakkanya di atas meja buku,

Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan
sebuah daftar kebutuhanku.

Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas,
seperti misalnya, waktu senggang menemani pihak kedua
mendengar musik, saling memeluk kalau sempat, setiap
pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.

Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga
yang cukup sulit, misalnya dengarkan aku, jangan
memberi komentar.

Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya
usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak
seperti orang bodoh.

Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.

Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali
dia bertanya pada saya, kalau tidak saya hanya boleh
mendengar dengan serius, menurut sampai tuntas,
demikian juga ketika salah jalan.

Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit
dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada
mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini,
perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin
penuh daya hidup.

Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang
gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan,
dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan keluar
kota .

Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama
dan kebutuhan kami, setiap ada pertikaian, selalu
pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur
gejolak hati masing-masing.

Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga
dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu
bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan,
kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati
yang saling mencintai bertahun-tahun silam.

Bertanya pada pihak kedua : apa yang kau inginkan,
kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan
kebahagiaan lain dalam perkawinan. Keduanya akhirnya
melangkah ke jalan bahagia.

Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa
bahagia, mereka terlalu bersikeras menggunakan cara
sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai
pasangannya dengan cara pihak kedua.

Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun, pihak
kedua tidak dapat merasakannya, akhirnya ketika
menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah
kecewa dan hancur.

Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka
menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki
sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita
pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak
kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri,
perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.

HAVE A NICE DAY ALL...... MAY GOD BLESS U....Amiiin.

from : LUQY