Jumat, Juli 10, 2009

SENYUM

Untuk versi pdfnya silahkan download di sini

Pagi ini hujan mengguyur Batubulan. Aku melirik dari jendela kamar sambil menggerutu. Hujan kali ini kurang tepat waktunya. Seharusnya dia datang setelah aku membeli jas hujan. Motorku yang baru dicuci kemarinpun kelihatannya menangis. Kasihan juga catnya harus terkena lumpur lagi.

"Aduh, kenapa hari ini mesti hujan sih" kataku sambil keluar kamar lalu melangkah ke dapur. Sepupuku yang mendengar tetap stay cool sambil memelototi Squidword yang bertengkar dengan Spongebob. Jangan-jangan nanti ketika aku kembali dari dapur dia sudah berubah jadi Patrick yang tidak ngurusin apa-apa. Nenek lain lagi, dia menanyakan bagaiman keberadaan jas hujan yang sampai saat ini tidak kumiliki. Pertanyaan itu membuatku tambah nelangsa saja.

Aku akhirnya ngantor juga, meskipun harus berlindung dengan jas hujan yang tinggal setengahnya. Perasaanku mulai tidak enak begitu masuk jalan raya. Aku merasa semua orang menertawaiku. Aku mirip sekali dengan Batman kalah perang dengan jubah tercabik-cabik.

Di jalanan para penjual koran jongkok di tepi jalan sambil memeluk koran di dada mereka. Saat lampu merah menyala mereka segera mengetuk pintu mobil satu per satu untuk menawarkan korannya, atau ada beberapa juga yang menawarkan ke pengendara sepeda motor meskipun tidak kelihatan serius. Lampu menyala hijau, semuanya bubar jalan dan berlari menuju tepi kembali. Di dekat lampu lalu lintas kelihatannya ada satu orang yang ketinggalan, dia terjebak di tengah lalu lintas yang hidup lagi. Teman-temannya yang sudah di tepian spontan mengejek dan menertawakannya. Penjual koran yang terjebak ini malahan ikutan tertawa sambil menunjuk2 temannya.

Andai semua hal buruk bisa ditertawakan seperti itu.

***

Tak perlu lama. Hidup lagi-lagi membawaku ke alam membosankan. Data-data penumpang dan segala macam nama aircraft memenuhi kepalaku. Sesekali aku harus melancong ke Apron atau terminal bandara, kalau begini kadang-kadang mataku segar lagi gara-gara melihat langit di landasan pesawat.

Kadang aku benci tempat ini, semua orang dipaksa senyum sekalipun dicaci maki oleh customer. Yah, Standar mengharuskan seperti itu. Aku ragu benarkah senyum itu asli, sementara salampun memiliki standar.

Aku tiba-tiba dikejutkan gara-gara seorang anak jatuh di depanku. Kelihatannya dia masih belajar berjalan. Kemana sih orang tuanya?

"Are you okay?" tanyaku sambil membantunya berdiri. Seorang wanita dalam waktu singkat sudah di sampingku. bersama wajahnya yang kawatir dia mengambil alih pekerjaanku.

"My superbaby, are you okay? U still strong, don't u?" Kata wanita itu bersemangat. Si anak tersenyum, entah mau mengatakan ia tidak apa-apa ataukah karena sebutan superbaby itu.

"thank's." kata wanita itu sambil melirikku. Anak berambut pirang itu juga tersenyum padaku. Ini senyum terindah yang pernah aku lihat. Bahkan sampai wanita dan anak itu kembali ke antrian check-in aku masih merasakan senyumnya.

***

Hujan pergi, mataharipun menjauh, aku menatap jas hujanku yang tinggal setengah. Tiba-tiba aku tersenyum menertawakan diriku sendiri yang seperti batman kalah perang tadi pagi.

2 komentar:

  1. ada award buat kamu ambil di alamat ini http://antrasamudra.blogspot.com/2009/07/award-dari-sahabat-blogger-saya-bayu.html

    BalasHapus